Jenis – Jenis Anggaran Induk
Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis seperti "over convidance" atau terlalu percaya diri maka sebagian besar bagian dari rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.
Adapun defenisi dari anggaran penjualan itu sendiri adalah "Anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan dimasa datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.
Anggaran penjualan perlu dikembangkan dengan teliti agar anggarananggaran operasi dan anggaran finansial saling isi mengisi dan saling memantau dalam menyusun rencana anggaran komprehensip. Agar anggaran penjualan lebih teliti dan meyakinkan maka diperlukan "Tim Peramal Penjualan" yang terdiri dari beberapa ahli dari bidang distribusi dan didukung oleh ahli-ahli bidang keuangan, produksi dan dari bidang lainnya. Peramalan penjualan akan menilai target penjualan yang akan dicapai sebagai dasar penjualan.
Sebaliknya, rencana anggaran penjualan dapat dipergunakan untuk menyusun pembuatan bagian-bagian dari anggaran-anggaran lainnya. Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan
2. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan
3. Memberikan informasi dalam profit planing control
4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan
Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai berikut:
• Penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan.
• Penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk
• Penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran penjualan antara lain:
• Penelitian dan peramalan penjualan
• Fungsi anggaran penjualan
• Tahap-tahap peramalan penjualan
• Metode peramalan penjualan
Anggaran Biaya Bahan Baku
Pada perusahaan manufaktur, terdapat tiga komponen utama yang dibutuhkan dalam pembuatan produk, yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku umumnya merupakan biaya yang paling besar persentasenya dibandingkan dengan biaya produksi lainnya. Perencanaan bahan baku disusun oleh pihak manajemen berdasarkan anggaran produksi, perencanaan yang baik akan memberikan sumbangan yang besar terhadap efisiensi dan kemampuan untuk menghasilkan laba.
2.4. Pengertian Anggaran Biaya Bahan Baku
Bahan yang digunakan untuk proses produksi dapat dibedakan menjadi bahan langsung dan bahan tidak langsung. Anggaran biaya bahan baku hanya mencakup bahan langsung yang akan direncanakan dan digunakan dalam dalam proses produksi, sedangkan bahan tidak langsungakan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Dengan anggaran ini, pihak manajemen dapat melakukan estimasi mengenai jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, sehingga dapat dibuat rencana.
Yang dimaksud dengan anggaran biaya bahan baku menurut Munandar (2001 : 119) adalah sebagai berikut :
“Semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan datang”.
Sedangkan menurut Matz dan Usry (1985 : 5), medefinisikan anggaran biaya bahan baku adalah :
“Anggaran biaya yang menunjukkan banyak dan harga dari bahan yang diperlukan untuk memproduksi jumlah barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya”.
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Hansen dan Mowen (1997 : 203) mengenai anggaran biaya bahan baku :
“The direct materials budget is a purcahse budget and it dependens on the expected use of materials in production nad the raw materials inventory needs of the firm”.
Selain definisi diatas, anggaran biaya bahan baku dapat juga diuraikan sebagai berikut ( Hammer, Carter, Usry, 1994 : 407)
The direct in materials budget spesifies the quantity and cost of materials requiredto produce the predetermined units of finished goods it :
1. Leads to the determination of quantities of materials that the must be on hands.
2. Permits the purchasing departement to set up purchasing schedule that assures delivery of materials when needed.
3. Establishes a means by whish the treasure can include in the cash budget the necessary funds for periodic purchase as well as for all other cash payments.
Anggaran biaya bahan baku terdiri dari tiga buah anggaran, yang disusun (dibuat) berurutan, yaitu :
1. Anggaran unit kebutuhan bahan baku, yang merencanakan secara lebih terperinci jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk berproduksi selam periode yang akan datang.
2. Anggaran pembelian bahan baku, yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi kebutuhan untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
3. Anggaran biaya bahan baku, yang merencanakan secara lebih terperinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
Ketiga buah anggaran tersebut harus disusun berurutan, sebab anggaran yang lebih awal haarus disusun, akan dipergunakan untuk menyusun anggaran yang lebih akhir.
Bilamana perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka rencana tentang kebutuhan bahan baku dari masing-masing produk tersebut harus diperinci dan dipisahkan secara jelas. Disamping itu, bilamana proses produksi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi memerlukan lebih dari satu tahap pengolahan, maka rencana tentang kebutuhan bahan baku dari masing-masing tahap pengolahan (departemen) tersebut harus dicapai dan dipisahkan secara jelas.
Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun.
Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
1. Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama,
walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.
2. Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
3. Pola produksi moderat
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun
perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan
diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi.
Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
Di dalam pelaksanaan operasi produksi dari suatu perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu variabel yang tidak boleh terlupakan. Terkendalinya biaya produksi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan proses produksi meskipun seluruh aspek pelaksanaan produksi dapat dikendalikan cukup baik, namun apabila masalah biaya produksi terlupakan, maka pengendalian produksi yang dilaksanakan belum dapat mencapai sasaran dari pengendalian produksi di dalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena biaya produksi belum dapat ditekan serendah mungkin sehingga perusahaan menetapkan harga pokok penjualan yang tinggi. Dalam keadaan demikian, perusahaan akan mengaami kesulitan di dalam melaksanakan pemasaran dari produk yang diproduksinya. Kondisi seperti ini akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk dapat melaksanakan pengendalian produksi dengan baik, maka manajemen pada umumnya akan menggunakan anggaran sebagai alat untuk pengendalian produksi tersebut. Pada dasarnya, anggaran yang dipergunakan di dalam perusahaan-perusahaan pada umumnya akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Berikut akan dijelaskan beberapa bentuk anggaran yang terkait dengan biaya produksi.
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya, karena tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga pokok produksi. Tanpa adanya pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok produksi atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan daya saing perusahaan.
Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan di dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan terlebih dahulu satuan dasar yang akan dipergunakan untuk perhitungan tersebut. Satuan dasar ini penting artinya karena dengan adanya satuan dasar yang dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung, maka kesimpangsiuran di dalam penyusunan biaya tenaga kerja langsung tersebut akan dapat dihindarkan.
Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per jam. Masing-masing sistem upah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sebelum mengadakan pemilihan sistem mana yang akan dipergunakan di dalam perusahaan maka perlu mempelajari terlebih dahulu sistem mana yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya.
Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan mereka.
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Untuk menyusun biaya overhead pabrik ini manajemen akan menetapkan besarnya tarif biaya overhead pabrik atas dasar anggaran biaya overhead pabrik yang akan dikeluarkan pada tahun yang akan datang yang dibebankan kepada setiap unit produk yang diproduksikan. Manajemen perusahaan akan memilih suatu variabel sebagai dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang ada di dalam perusahaan. Pada dasarnya manajemen perusahaan akan mempergunakan dasar jam kerja buruh langsung untuk mengadakan perhitungan besarnya biaya overhead pabrik di dalam perusahaan tersebut.
Anggaran Kas
Anggaran kas sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini untuk menjamin ketersediaan dana pada saat dibutuhkan, sehingga pelaksanakan program/kegiatan -yang pada akhirnya berdampak pada pelayanan publik dan pemerintahan- dapat berjalan lancar seperti yang direncanakan, sesuai dengan jadwal pelaksanaan dan target kinerja. Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).
Pendapat lainnya juga hampir sama di kemukakan oleh: Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150) dalam bukunya Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, yaitu:
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapatlah di tarik kesimpulan bahwa kas adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.
Dana-Dana yang Berbentuk Kas dan Laporannya
Untuk menyusun dan melaporkan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan:
a. Mengklasifikasikan perubahan-perubahan neraca yang terjadi pada dua titik waktu di dalam perubahan yang menaikkan dan menurunkan kas.
b. Mengklasifikasikan dari laporan rugi laba dan perubahan laba di tahan ke dalam faktor-faktor yang meningkatkan dan menurunkan laba.
c. Mengkonsolidasikan ke dua informasi ini ke dalam laporan sumber dan penggunaan kas.
Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelnjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi / modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
Anggaran Persediaan
Pengertian Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Anggaran Persediaan Material Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yakni : 1. Jumlah Materaial yang Tersedia Semakin besar jumlah material yang tersedia atau yang akn disediakan maka nilai persediaan akan semakin besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai persediaan bias didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua bulan. 2. Harga Beli Material per Satuan Bila material yang ada di gudang dibeli dari beberapa supplier dan pada setiap pembelian harganya berbeda.
Anggaran Neraca
Sebuah anggaran yang seimbang adalah ketika ada bukanlah defisit anggaran atau surplus anggaran - ketika pendapatan sama pengeluaran ("saldo akun") - terutama oleh pemerintah. More generally, it refers to when there is no deficit, but possibly a surplus. A cyclically balanced budget is a budget that is not necessarily balanced year-to-year, but is balanced over the economic cycle , running a surplus in boom years and running a deficit in lean years, with these offsetting over time. Secara umum, mengacu pada bila ada defisit, tapi mungkin surplus. Sebuah siklus anggaran yang seimbang adalah anggaran yang belum tentu seimbang tahun ke tahun, namun seimbang selama siklus ekonomi , mengalami surplus dalam boom tahun dan menjalankan defisit di tahun ramping, dengan kompensasi dari waktu ke waktu.
Balanced budgets, and the associated topic of budget deficits, are a contentious point within academic economics and within politics, notably American politics. Balanced anggaran, dan topik terkait defisit anggaran, adalah titik perdebatan dalam ilmu ekonomi akademik dan dalam politik, terutama politik Amerika. The mainstream economic view is that having a balanced budget in every year is not desirable, with budget deficits is lean times being desirable. Pandangan arus utama ekonomi adalah bahwa memiliki anggaran yang seimbang di setiap tahun tidak diinginkan, dengan defisit anggaran adalah masa paceklik yang diinginkan. Within American politics the situation is much more debated, with all US states other than Vermont having a balanced budget amendment of some form, while conversely the US federal government has generally run a deficit since the late 1960s, and the topic of balanced budgets being a consistent topic of debate. Dalam situasi politik Amerika lebih diperdebatkan, dengan semua negara bagian AS selain Vermont memiliki perubahan anggaran berimbang dari beberapa bentuk, sedangkan sebaliknya, pemerintah federal AS umumnya mengalami defisit sejak akhir 1960-an, dan topik anggaran menjadi seimbang konsisten topik perdebatan. In rare cases large budget surpluses may also be banned, as in the Oregon kicker . Dalam kasus yang jarang terjadi surplus anggaran yang besar juga mungkin dilarang, seperti dalam kicker Oregon.
Anggaran rugi laba
Laporan laba/rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Analisis keuangan berupa rasio keuangan dan analisis masa resisi dapat digunakan untuk menyusun anggaran.
Rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan sumber daya yang tersedia. Rasio rentabilitas, seperti: margin laba kotor, rentabilitas ekonomis, dan rentabilitas modal sendiri. Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar. Rasio likuiditas seperti: rasio kas, rasio piutang, rasio cepat, rasio lancar, perputaran sediaan, periode pengumpulan, piutang. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas seperti rasio utang dan modal, rasio utang jangka panjang dengan modal, struktur keuangan vertikal, dan struktur keuangan horizontal. Untuk menyusun anggaran digunakan rasio keuangan yang ideal menurut manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar